JAKARTA, KOMPAS.com " Tersangka kasus pencabulan, perdagangan anak, dan penculik anak-anak di bawah umur, Sartono, menjalani tes kebohongan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (18/1/2011). "Sartono akan menjalani tes kebohongan di Laboratorium Forensik Mabes Polri," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar kepada wartawan di Biro Humas Polda Metro Jaya. Once you begin to move beyond basic background information, you begin to realize that there's more to mobil keluarga ideal terbaik indonesia than you may have first thought.
Baharudin menambahkan, baru satu orang yang melaporkan aksi pencabulan dan perdagangan yang dilakukan Sartono, sementara 95 korban lain belum melaporkan kepada polisi. "Dari 96 kali melakukan aksinya, hanya 16 korban yang diingat oleh Sartono. Tapi, sampai saat ini hasil penyelidikan kepolisian belum menemukan bukti pasti berapa banyak yang jadi korban," kata Baharudin. Meskipun tak banyak yang melaporkan Sartono, kata Baharudin, polisi akan tetap memproses kasus Baharudin. "Kami bisa memprosesnya, tidak melihat berapa banyak anak yang menjadi korban Sartono. Satu orang korban sudah cukup menjerat dalam kasus pidana penculikan, pencabulan, dan perdagangan anak. Apalagi bukti-bukti sudah terpenuhi seperti pemeriksaan fisik dan psikologi dari tersangka ataupun korban," ujarnya. Sartono, penjual mainan asal Cirebon, ditangkap di Stasiun Kota beberapa waktu lalu atas laporan seorang pelajar SMP bernama HR. HR melaporkan bahwa dirinya telah dicabuli dengan disodomi oleh Sartono. Bahkan HR sempat dijual seharga Rp 25.000-Rp 50.000 untuk melayani lelaki dewasa di stasiun kereta. Kepada polisi, Sartono mengaku telah mencabuli 96 anak dengan usia 14-17 tahun.
Baharudin menambahkan, baru satu orang yang melaporkan aksi pencabulan dan perdagangan yang dilakukan Sartono, sementara 95 korban lain belum melaporkan kepada polisi. "Dari 96 kali melakukan aksinya, hanya 16 korban yang diingat oleh Sartono. Tapi, sampai saat ini hasil penyelidikan kepolisian belum menemukan bukti pasti berapa banyak yang jadi korban," kata Baharudin. Meskipun tak banyak yang melaporkan Sartono, kata Baharudin, polisi akan tetap memproses kasus Baharudin. "Kami bisa memprosesnya, tidak melihat berapa banyak anak yang menjadi korban Sartono. Satu orang korban sudah cukup menjerat dalam kasus pidana penculikan, pencabulan, dan perdagangan anak. Apalagi bukti-bukti sudah terpenuhi seperti pemeriksaan fisik dan psikologi dari tersangka ataupun korban," ujarnya. Sartono, penjual mainan asal Cirebon, ditangkap di Stasiun Kota beberapa waktu lalu atas laporan seorang pelajar SMP bernama HR. HR melaporkan bahwa dirinya telah dicabuli dengan disodomi oleh Sartono. Bahkan HR sempat dijual seharga Rp 25.000-Rp 50.000 untuk melayani lelaki dewasa di stasiun kereta. Kepada polisi, Sartono mengaku telah mencabuli 96 anak dengan usia 14-17 tahun.
No comments:
Post a Comment