PASURUAN, KOMPAS.com - Sebanyak 200 warga asal Desa Cubanjoyo Kecamatan Kejayan, Pasuruan Jatim melakukan aksi unjuk rasa, saat petugas dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim melakukan riset di Danau Tiban, Kamis (7/7/2011). Mereka menolak rencana penutupan Danau Tiban oleh pihak ESDM Jatim yang sebelumnya menilai danau tersebut dapat membahayakan, karena lokasinya berdekatan dengan area pertambangan pasir. Dalam orasi di depan petugas ESDM, mereka menyebutkan keberadaan danau yang dipenuhi sumber air dua bulan yang lalu itu menjadi kebutuhan sehari-hari bagi warga sekitar danau. Sebelumnya, untuk memenuhi air mereka harus menempuh jarak yang jauh. "Ini harusnya menjadi anugerah yang diberikan Tuhan untuk kita, sehingga air selalu tercukupi, bukan malah ditutup," teriak salah satu warga. Sejujurnya, satu-satunya perbedaan antara Anda dan para ahli
adalah waktu. Jika Anda akan menginvestasikan waktu sedikit lebih dalam membaca, Anda akan yang lebih dekat ke status ahli ketika datang ke
.
Bahkan untuk memastikan betapa berharganya air yang bersumber dari danau tersebut, dua warga sempat mengambil air dan langsung meminumnya di hadapan petugas ESDM. Sementara itu, menurut Farhan salah, satu tokoh warga setempat, kekhawatiran pihak ESDM akan keselamatan warga yang menggunakan air tiap harinya itu tidak beralasan. Karena danau yang muncul sisa dari kubangan pertambangan pasir sudah diberikan batas-batas. "Baik orang dewasa maupun anak yang biasa berenang di sini sudah kita beri batas-batas bahaya. Misalnya pada kedalaman 2 meter sudah diberi larangan berenang," katanya. Menanggapi reaksi warga, pihak ESDM langsung memberikan penjelasan terbuka. Mereka mengatakan, kedatangan tim ESDM bukan untuk menutup secara langsung, melainkan sedang melakukan riset. Riset dilakukan untuk menyelidiki kandungan air serta besarnya sumber air yang keluar dari dalam danau. "Termasuk memberikan penjelasan agar warga tidak berdekatan alat-alat berat yang di sektiar danau," tegas Dja'far, Staf Bidang Pertambangan Umum ESDM Jatim. Pihak ESDM pun berjanji tidak akan melakukan penutupan pada Danau Tiban tersebut selama keberadaan danau tersebut masih dapat bermanfaat bagi warga. "Yang kami minta warga tetap harus hati-hati selama di danau karena lokasinya berdekatan langsung dengan alat-alat berat pertambangan," pungkasnya.
Bahkan untuk memastikan betapa berharganya air yang bersumber dari danau tersebut, dua warga sempat mengambil air dan langsung meminumnya di hadapan petugas ESDM. Sementara itu, menurut Farhan salah, satu tokoh warga setempat, kekhawatiran pihak ESDM akan keselamatan warga yang menggunakan air tiap harinya itu tidak beralasan. Karena danau yang muncul sisa dari kubangan pertambangan pasir sudah diberikan batas-batas. "Baik orang dewasa maupun anak yang biasa berenang di sini sudah kita beri batas-batas bahaya. Misalnya pada kedalaman 2 meter sudah diberi larangan berenang," katanya. Menanggapi reaksi warga, pihak ESDM langsung memberikan penjelasan terbuka. Mereka mengatakan, kedatangan tim ESDM bukan untuk menutup secara langsung, melainkan sedang melakukan riset. Riset dilakukan untuk menyelidiki kandungan air serta besarnya sumber air yang keluar dari dalam danau. "Termasuk memberikan penjelasan agar warga tidak berdekatan alat-alat berat yang di sektiar danau," tegas Dja'far, Staf Bidang Pertambangan Umum ESDM Jatim. Pihak ESDM pun berjanji tidak akan melakukan penutupan pada Danau Tiban tersebut selama keberadaan danau tersebut masih dapat bermanfaat bagi warga. "Yang kami minta warga tetap harus hati-hati selama di danau karena lokasinya berdekatan langsung dengan alat-alat berat pertambangan," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment