Saturday, June 18, 2011

Museum Negeri Papua Andalkan Uang Kuno

Anda harus dapat menemukan beberapa fakta yang sangat diperlukan tentang
dalam paragraf berikut. Jika ada setidaknya satu fakta anda tidak tahu sebelumnya, bayangkan perbedaan itu bisa membuat.
JAYAPURA, KOMPAS.com - Museum Negeri Provinsi Papua akan menggelar pameran khusus  koleksi numismatika (mata uang) dan heraldika (tanda jasa atau lambang) pada 21 hingga 27 Juni mendatang. Mata Uang kuno dari tahun 1704 pun bakal dipamerkan kepada publik. "Uang dan tanda jasa yang akan dipamerkan, pernah beredar pada masa kolonial Irian Barat dan Indonesia. Jumlahnya mungkin kurang lebih mencapai 400 buah," jelas Yakomina Rumbiak, Kepala Seksi Bimbingan Edukatif Kultural,  Sabtu (18/6/2011).

Yakomina menjelaskan  merupakan tugas museum untuk menyelamatkan dan merawat koleksi-koleksi tersebut. "Lewat publikasi pameran memberikan kesempatan kepada masyarakat terutama pelajar dan mahasiswa untuk menyaksikan seluruh benda-benda yang dipamerkan," katanya.

Mantan kepala Museum, Paul Yoam, menjelaskan mata uang pernah beredar di Papua adalah mata uang gulden Belanda, mata uang Spanyol, mata uang Inggris, mata uang Jepang, dan sebagainya. "Pada zaman itu, masyarakat kita belum mengenal uang. Jadi uang digunakan pendatang untuk alat barter. Kita memberikan yang ada di lingkungan seperti tanah atau babi," urainya.

Sejujurnya, satu-satunya perbedaan antara Anda dan para ahli
adalah waktu. Jika Anda akan menginvestasikan waktu sedikit lebih dalam membaca, Anda akan yang lebih dekat ke status ahli ketika datang ke
.

Paul melanjutkan ada empat cara pengadaan mata uang. Pertama, museum akan mensurvei tempat mata uang tersebar. "Kemudian, satu tahun kemudian, kami membelinya. Kita juga lihat umurnya sudah lebih dari 50 tahun apa tidak," jelasnya.

Kedua, dengan cara mengganti rugi. "Ada juga mata uang yang kami dapatkan lewat hibah, titipan, dan sitaan," sambungnya.

Adapun heraldika, dijelaskan Paul, dibagi dua yakni tanda jasa tradisional dan tanda jasa peninggalan sejarah. Yang tergolong tanda jasa tradisional adalah anting-anting, topi atau makhota berhias burung, taring babi dan taring buaya, gelang, dan batu penusuk hidung.

Sementara tanda jasa yang dimaksud peninggalan sejarah seperti gom, medali, surat-surat berharga, dan cap atau stempel. "Saya berharap lewat pameran khusus nanti bisa menggugah perasaan pengunjung. Mencintai budaya berarti mencinta dirinya sendiri. Soalnya, orang membuat sebuah benda keluar dari filosifis dirinya sendiri," jelasnya.

Museum Negeri Provinsi Papua sendiri telah dirintis sejak 1981. Salah satu tugas dan fungsi museum ini adalah sebagai lembaga pendidikan dan studi wawasan budaya bangsa, serta pusat informasi yang bersifat edukatif. Saat ini, museum memiliki 3.619 koleksi yang terdiri atas koleksi prasejarah, arkeologi, etnografi, seni rupa, numismatika-heraldika, keramologika, geologi, biologi, dan relik sejarah.

Saya berharap bahwa membaca informasi di atas adalah menyenangkan dan pendidikan untuk Anda. Anda proses pembelajaran harus berlangsung - semakin Anda memahami tentang subjek apapun, semakin Anda akan dapat berbagi dengan orang lain.

No comments:

Post a Comment