Wednesday, June 29, 2011

Pedagang Buku Pelajaran Mengeluh Sepi

Bayangkan waktu berikutnya Anda bergabung dengan diskusi tentang
. Ketika Anda mulai berbagi fakta
menarik di bawah ini, teman-teman Anda akan benar-benar takjub.
MALANG, KOMPAS.com - Pedagang buku pelajaran dari buku-buku bekas mengeluh masih sepi pembeli, meski tahun ajaran baru yang di Jawa Timur akan dimulai 11 Juli 2011 sudah kian dekat.

Penyebabnya, menurut para pedagang karena orang tua siswa masih mementingkan berbagai belanja non buku seperti pembayaran uang masuk sekolah, seragam, SPP dan pungutan lain serta masih sibuk dengan kegiatan liburan. Buku memang setiap kali merupakan urutan terakhir pada daftar belanja liburan tahun ajaran baru.

Saiful, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Buku Velodrome, disingkat "Prabu Velo" hari Rabu (29/6/2011) mengungkapkan, menurut kebiasaan kunjungan pelajar dan orang tuanya meningkat sepanjang dua minggu sebelum tahun ajaran baru dimulai.

Awal dari periode dua ming gu itu sudah dimulai, namun seperti dapat diamati di Pasar Buku Velodrome yang merupakan satu dari dua pasar buku murah di Malang, keadaan masih relatif sepi.

Pengunjung hanya satu dua, umumnya penggemar buku non pelajar. Pedagang menghabiskan waktu dengan menata buku di rak, memberi sampul, main kartu, minum kopi bahkan tiduran di antara tumpukan buku.

"Setip kios dari 40 kios disini mengoleksi sekitar 10.000 buku. Buku pelajaran bukan koleksi utama, namun pada saat-saat tertentu akan sangat menjanjikan, terutama saat tahun ajaran baru," katanya.

Informasi tentang
disajikan di sini akan melakukan salah satu dari dua hal: baik itu akan memperkuat apa yang anda ketahui tentang
atau akan mengajari Anda sesuatu yang baru. Keduanya hasil yang baik.

Saat ini kegiatan pedagang masih sejauh bersiap-siap, dengan cara mengumpulkan buku-buku bekas pelajaran siswa sekolah dasar hingga menengah.

"Saya hanya menambah modal Rp 2 juta, belanja buku bekas pelajaran dari para pemasok. Hanya sebanyak satu tumpuk buku setinggi sekitar 70 cm. Namun belanja buku bekas ini akan berputar cepat bila saat puncaknya tiba nanti," katanya.

Supari, atau dipanggil Pak Ri menuturkan, kesempatan tibanya tahun ajaran baru merupakan waktu yang ditunggu-tunggu. "Permintaan buku meningkat tinggi bagi pedagang buku hanya terjadi dua kali setahun di awal semester ajaran baru. Jadi kami menunggu-nunggu," katanya.

Bambang, pedagang buku lainnya menjelaskan, saat ini para orang tua siswa sedang menghadapi berbagai kesibukan, yang kian lama kian mengalihkan perhatian pada pentingnya buku pelajaran.

"Saat ini di sekolah musim kegiatan outbond, banyak dana terkuras untuk itu. Juga ada kagiatan rekreasi. Pedagang buku juga terkurangi omzetnya oleh sistem paket buku yang dijajakan di sekolah saat pengambilan rapor, atau saat heregistrasi atau daftar ulang," katanya.

Biasanya kunjungan ke pedagang buku bekas hanya dilakukan setelah semua itu dilewati oleh orang tua murid. Jika masih memerlukan tambahan buku, atau mencari buku yang lebih murah dari paket yang ditawarkan sekolah, baru kemudian para orang tua siswa mendatangi pedagang buku bekas.

"Namun orang tua siswa umumnya lebih memilih membeli buku paket di sekolah, dengan pertimbangan supaya sama dengan jenis buku yang digunakan oleh guru di kelas," katanya.

Ny Rina, yang membawa anaknya liburan dari Jakarta ke Malang, mengaku memang belum menyiapkan waktu untuk membeli buku. "Nanti beli buku saya tunggu saat pendaftaran ulang. Setelah mendapat lokasi kelas, dan ketemu guru, akan diberitahu buku-buku apa buat kelas anak saya. Baru setelah itu kami membeli buku. Kami membeli selain di sekolah, juga seringkali tetap ada buku yang harus dibeli di toko buku, dan jika perlu ke pedagang buku bekas," katanya.

Jangan membatasi diri Anda sendiri dengan menolak untuk mempelajari rincian tentang
. Semakin banyak Anda tahu, semakin mudah akan fokus pada apa yang penting.

No comments:

Post a Comment