AMBON, KOMPAS.com - Tim gabungan dari Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi Maluku akan segera melakukan eksaminasi atau pengujian ulang terhadap putusan Pengadilan Negeri Tual yang membebaskan tiga terdakwa penganiayaan wartawan Sun TV di Tual, Ridwan Salamun. Kinerja Kejaksaan Negeri Tual pun akan dievaluasi. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku Effendi Harahap saat menemui puluhan wartawan yang berunjuk rasa di halaman kantor Kejati Maluku, Ambon, Kamis (10/3/2011). Puluhan wartawan ini tergabung dalam Maluku Media Center, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Maluku, dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Maluku. Effendi mengatakan tim gabungan akan meneliti mulai dari tahap prapenuntutan saat berkas perkara hendak dilimpahkan dari kepolisian ke Kejaksaan Negeri Tual hingga putusan yang dikeluarkan Pengadilan Negeri Tual pada Rabu (9/3). "Kejaksaan Negeri Tual yang menangani perkara ini merupakan bagian dari yang akan dievaluasi oleh tim," tambahnya. Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin akan tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan cerita Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah keseluruhan dari sumber-sumber informasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, majelis hakim yang diketuai Jimmy Wally dengan dua hakim anggota Herman Siregar dan Dedy Sahusilawane memvonis bebas Hasan Tamnge, Ibrahim Raharusun, dan Sahar Renuat, tiga terdakwa penganiayaan hingga tewas Ridwan Salamun, tanggal 21 Agustus 2010. Selain Maluku Media Center dan IJTI Maluku, sedikitnya 50 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Ambon yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Pencari Keadilan, juga berunjuk rasa di kantor Kejati Maluku, karena kecewa atas dibebaskannya tiga terdakwa pelaku penganiayaan Ridwan. Istri Ridwan, Nurfi Saoda Toisuta, bersama anaknya yang masih berusia tiga tahun turut serta berunjuk rasa. Poster bertuliskan Berikan Keadilan Buat Bapak Saya dibawa oleh Nurfi dan anaknya sepanjang unjuk rasa berlangsung.
Seperti diberitakan sebelumnya, majelis hakim yang diketuai Jimmy Wally dengan dua hakim anggota Herman Siregar dan Dedy Sahusilawane memvonis bebas Hasan Tamnge, Ibrahim Raharusun, dan Sahar Renuat, tiga terdakwa penganiayaan hingga tewas Ridwan Salamun, tanggal 21 Agustus 2010. Selain Maluku Media Center dan IJTI Maluku, sedikitnya 50 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Ambon yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Pencari Keadilan, juga berunjuk rasa di kantor Kejati Maluku, karena kecewa atas dibebaskannya tiga terdakwa pelaku penganiayaan Ridwan. Istri Ridwan, Nurfi Saoda Toisuta, bersama anaknya yang masih berusia tiga tahun turut serta berunjuk rasa. Poster bertuliskan Berikan Keadilan Buat Bapak Saya dibawa oleh Nurfi dan anaknya sepanjang unjuk rasa berlangsung.
No comments:
Post a Comment