DENPASAR, KOMPAS.com " Sebuah speed boat atau perahu motor cepat meledak di tepi Pantai Padang Bai, Karangasem, Bali, sehari pasca-Nyepi, Minggu (6/3/2011). Akibatnya, tiga orang menjadi korban, dua diantaranya bapak dan anak yang menderita luka bakar serius sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar. Setibanya di RSUP Sanglah, keduanya langsung menjalani perawatan di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUP Sanglah. Korban Wayan Darta (35) mengalami luka bakar lebih serius dari putranya, Komang Winarta (12). Dari informasi petugas IRD RSUP Sanglah, Wayan Darta menderita luka bakar mencapai 95 persen atau grade III. Sekujur tubuhnya mulai wajah, dada, perut, tangan, dan kaki nyaris gosong. Sampai saat ini, korban belum sadarkan diri. Sementara putranya, Komang, kondisinya lebih baik. Meski wajah dan bagian atas tangan hingga kakinya mengalami luka bakar, ia masih sadar dan dapat berkomunikasi. Sementara, satu korban lainnya yang bernama Fred masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung. How can you put a limit on learning more? The next section may contain that one little bit of wisdom that changes everything.
Wayan Keneh, paman Wayan Darta, yang turut menemani korban ke RSUP Sanglah, menceritakan, awal mula meledaknya speed boat, yang digunakan untuk mengantar wisatawan menyelam ke tengah laut. "Boat itu punya bos-nya (Darta). Boat itu penuh dengan air jadi mereka (Darta dan rekan-rekannya) mengurasnya," ujar Keneh. Darta menguras boat tersebut bersama tiga rekan kerjanya, yakni Amak, Gatra, dan Fred. Sementara Winarta yang menemani ayahnya bekerja memilih bermain-main di sekitar speed boat tersebut. Setelah selesai menguras, Darta mencoba menghidupkan boat. Karena tidak menyala, ia pun membongkar mesin speed boat tersebut. Setelah membuka tutup mesin, ia lalu membuka mesin pompa karena minyaknya macet. Namun, tiba-tiba terjadi terjadi korsleting yang menimbulkan percikan api dan akhirnya menyambar tempat penyimpanan bensin. Karena panik, Darta dan rekannya mencoba memadamkan api dengan menyiram air namun api justru membesar dan speed boat akhirnya meledak. Darta tak sempat menghindar dari ledakan tersebut, sementara Winarta justru mendekati boat yang meledak tersebut untuk mencari ayahnya. Bapak dan anak ini pun menderita luka yang paling parah. Sampai saat ini, aparat Polres Karangasem masih menyelidiki kasus meledaknya speed boat tersebut. Petugas belum berani memastikan penyebab meledaknya speed boat itu dan masih menunggu hasil olah TKP tim Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar.
Wayan Keneh, paman Wayan Darta, yang turut menemani korban ke RSUP Sanglah, menceritakan, awal mula meledaknya speed boat, yang digunakan untuk mengantar wisatawan menyelam ke tengah laut. "Boat itu punya bos-nya (Darta). Boat itu penuh dengan air jadi mereka (Darta dan rekan-rekannya) mengurasnya," ujar Keneh. Darta menguras boat tersebut bersama tiga rekan kerjanya, yakni Amak, Gatra, dan Fred. Sementara Winarta yang menemani ayahnya bekerja memilih bermain-main di sekitar speed boat tersebut. Setelah selesai menguras, Darta mencoba menghidupkan boat. Karena tidak menyala, ia pun membongkar mesin speed boat tersebut. Setelah membuka tutup mesin, ia lalu membuka mesin pompa karena minyaknya macet. Namun, tiba-tiba terjadi terjadi korsleting yang menimbulkan percikan api dan akhirnya menyambar tempat penyimpanan bensin. Karena panik, Darta dan rekannya mencoba memadamkan api dengan menyiram air namun api justru membesar dan speed boat akhirnya meledak. Darta tak sempat menghindar dari ledakan tersebut, sementara Winarta justru mendekati boat yang meledak tersebut untuk mencari ayahnya. Bapak dan anak ini pun menderita luka yang paling parah. Sampai saat ini, aparat Polres Karangasem masih menyelidiki kasus meledaknya speed boat tersebut. Petugas belum berani memastikan penyebab meledaknya speed boat itu dan masih menunggu hasil olah TKP tim Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar.
No comments:
Post a Comment