Tuesday, April 19, 2011

Ini Tampang Tukang "Cuci Otak" di Malang

Artikel ini menjelaskan beberapa hal tentang
, dan jika Anda tertarik, maka ini patut dibaca, karena Anda tidak pernah tahu apa yang Anda tidak tahu.
MALANG, KOMPAS.com - Jumlah mahasiswa di Malang, Jawa Timur, yang didoktrin untuk tidak percaya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mencapai 15 orang. Para korban wajib percaya pada Negara Islam.

"Dari hasil pengakuan para korban, baik korban yang tahun 2008 lalu dan korban yang direkrut 2011 ini, otaknya sudah didoktrin untuk tidak percaya pada NKRI. Tapi harus percaya pada Negara Islam," kata Nasrullah, kepala humas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa TImur, Selasa (19/4/2011).

Istilah yang mereka pakai bukan hanya Negara Islam, tapi sering menyebutkan 'Negara Karunia'. "Kalau menjadi warga NKRI itu katanya kafir. Bisa Islam dan langsung masuk surga kalau jadi warga Negara Islam," ujarnya.

Anehnya, jelas Nasrulah, setiap mengajak diskusi, tempatnya di mall, seperti di Malang Olympic Garden (MOG) dan MATOS. Tampang para tukang cuci otak itu pun tak seperti umumnya aktivis gerakan Islam radikal.

"Penampilan para pengajaknya tidak seperti wajah-wajah beraliran keras. Inilah yang hingga kini masih menjadi tanda tanya, apakah hanya penipuan dengan modus agama, atau memang mengajak untuk anti NKRI," katanya.

Menurut Nasrullah, dua versi itu masih terus dikaji oleh pihak UMM. "Tetapi yang santer dari pengakuan korban bukan hanya murni penipuan bermodus agama. Otak korban itu sudah dipengaruhi radikalisasi Islam," katanya.

Mereka dari Anda tidak akrab dengan yang terakhir pada
sekarang memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.

Sementara itu, menurut pengakuan M Hanif, salah satu korban yang tidak sampai dibaiat di Jakarta, namun sudah berkali-kali ikut diskusinya, setiap diskusi memang yang menjadi bahasan Negara Islam.

"Kami dibuat tidak percaya kepada NKRI. Adam dan Fikri itu selalu menyampaikan carut-marutnya bangsa Indonesia. Agar keluar dari permasalahn carut marutnya bangsa ini, harus hijrah keluar dari NKRI dan pindah menjadi warga Negara Islam atau negara Karunia," ceritanya, Selasa.

Kebanyakan, aku Hanif, yang harus diajak mahasiswa baru, yang belum banyak tahu soal keagamaan. Makanya korbanya banyak mahasiswa baru dari jurusan teknik.

"Awalnya saya sudah yakin terhadap Negara Islam itu. Karena ke depan ini akan datang pembaharu Islam yang akan merubah NKRI menjadi Negara Islam," jelas mahasiswa yang masih berumur 19 tahun ini.

Lebih lanjut, Hanif mengaku, yang membuat dirinya tertarik ikut diskusi karena dalam diskusi itu membeberkan masalah bangsa yang sampai saat ini dinilai gagal. "Solusinya adalah Negara Islam yang bisa mendamaikan negara," katanya.

Kapolresta Malang AKBP Agus Salim saat dihubungi mengatakan, soal kasus pencucian otak kepada mahasiswa UMM dan Unibraw itu, pihaknya terus melakukan kordinasi dan penyelidikan.

"Saat ini kami sudah menurunkan tim khusus untuk menyelidiki kasus tersebut karena sudah meresahkan banyak orang dan para korban ditipu puluhan juta dengan alasan digunakan biaya baiat ke Jakarta," tegasnya.

Apakah ada benar-benar ada informasi tentang
yang nonesensial? Kita semua melihat hal-hal dari sudut yang berbeda, sehingga sesuatu yang relatif tidak signifikan untuk yang satu akan sangat penting untuk yang lain.

No comments:

Post a Comment